Amien Wangsitalaja
kerana malam
memaksa kita
menghormati perjamuan
maka kupilih lampion dan piala
sebagai menu pembuka
dan senyummu
terasa mahal
jatuh
di meja bar
dan matamu
menyipit
menyisir cara kerjaku yang rumit
sebagai pramusaji
yang mengasong cawan smara
“cawan smara” katamu
pada akhirnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar